Sebagaimana diketahui bahwa belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Belajar menunjukkan pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai objek yang harus dilakukan seseorang sebagai subjek yang menerima pelajaran, sedangkan mengajar menunjukkan pada apa yang harus dilakukan oleh Guru sebagai Pengajar.
Pengertian Belajar Mengajar sebagaimana dikemukakan oleh Sudjana (1991 : 21) sebagai berikut :
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, ketrampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya dan lain- lain aspek yang ada pada individu.
Selanjutnya pengertian belajar yang dikemukakan oleh Gagae adalah sebagai berikut : “Proses internal (proses yang terjadi dalam diri anak) yang berupa pemrosesan informasi untuk menghasilkan perubahan- perubahan tingkah laku” (Moedjiono, dkk, 1992 : 17).
Bertitik tolak dari pengertian belajar tersebut dapatlah dipahami bahwa hakekat dari proses belajar adlah upaya untuk mengubah perilaku seseorang. Jadi inilah hakekat belajar sebagai inti dari proses pengajaran.
Seperti halnya dengan belajar, mengajar pun pada hakekatnya adalah suatu proses mengatur, mengorganisasian lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong siswa melakukan proses belajar. Dalam hal ini Sudjana (1991 : 29) berpendapat bahwa : “Mengajar adalah proses memberikan bimbingan atau bantuan kepada siswa dalam melakukan proses belajar”.
Pendapat tersebut sejalan pengertian yang dikemukakan oleh William H. Bouston bahwa : “Mengajar adalah upaya dalam memberikan perangsang (stimulan) bimbingan, pengarahan dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar” (Moedjiono, 1992 : 17).
Keterpaduan proses belajar siswa dengan proses mengajar Guru, sehingga terjadi interaksi belajar mengajar tidak datang begitu saja dan tidak tumbuh tanpa pengaturan dan perencanaan yang seksama. Dalam hal ini yang perlu diingat adalah dalam proses pengajaran terdapat empat komponen utama yang perlu diatur dan dikembangkan sedemikian rupa sehingga seluruh komponen saling berhubungan dan mempengaruhi satu sama lainnya. Keempat komponen tersebut adalah tujuan, bahan pelajaran, metode dan alat evaluasi.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penegrtian proses belajar mengajar adalah serangkaian kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan oleh Guru dan Siswa sebagai upaya untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa
Dalam proses pengajaran atau interaksi belajar mengajar yang menjadi persoalan utama adalah adanya proses belajar pada siswa didik. Pelaksanaan kegiatan atau proses belajar siswa ini mencapai dan memperoleh hasil yang optimal, maka perlu memperhatikan faktor- faktor yang mempengaruhi. Walaupun faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa banyak macamnya, namun pada dasarnya dapat digolongkan menjadi 2 (dua) faktor utama, yaitu : faktor intern dan faktor ekstern. Untuk lebih jelasnya dikemukakan beberapa teori sebagai berikut :
1. Faktor Intern
Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa (individu), yang dapat dibagi menjadi beberapa bagiaa. Menurut Slameto (1988 : 89) berpendapat bahwa : “Faktor intern dapat dibagi menjadi tiga faktor yaitu faktor psikologi, faktor fisiologi dan faktor kelelahan. Dalam pembahasan ini faktor kelelahan dapat dimasukkan pada pembahasan faktor psikologis dan faktor fisiologis”.
Faktor intern yang mempengaruhi hasil belajar siswa, meliputi hal- hal sebagai berikut :
a. Faktor psikologis, meliputi : Intelegensi, Minat dan Bakat, Motivasi, Perhatian, Kematengan, Kesiapan, Kondisi dan situasi psikologis siswa yang bersifat temporer (Sementara).
b. Faktor Fisiologis, meliputi : kesehatan, kesehatan indera, cacat tubuh, kondisi fisik yang bersifat temporer.
2. Faktor Ekstern
Faktor ekstern yang mempengaruhi hasil belajar siswa itu adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa atau individu siswa. Dalam hal ini dapat dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu :
a. Yang datang dari keluarga
b. Yang datang dari lingkungan sekolah
c. Yang datang dari masyarakat
Sedangkan aktivitas adalah suatu keadaan yang selalu digambarkan dengan gerak, jadi yang dimaksud dengan aktivitas belajar adalah suatu gerak pelajar yang di dalamnya terdapat berbagai cara yang dijalankan oleh para siswa untuk mencapai tujuan belajar.
Ujian ( Evaluasi )
Untuk menentukan tercapai tidaknya tujuan pendidikan dan pengajaran, perlu dilakukan usaha atau tindakan pengevalusian, dimana evaluasi pada dasarnya dapat memberikan pertimbangan atau penilaian berdasarkan criteria tertentu. Menurut Nurkancana & Sumartana (1986 : 1) yang dimaksud dengan evaluasi adalah : “suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai dari pada sesuatu”.
Selanjutnya pengertian evaluasi menurut deskripsinya dapat dibedakan menjadi :
1. Evaluasi adalah proses memahami atau memberikan arti, mendapatkan dan mengkomunikasikan suatu informasi bagi petunjuk pihak – pihak yang mengambil keputusan.
2. Evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan data seluas- luasnya, sedalam- dalamnya yang bersangkutan dengan kapabilitas siswa guna mengetahui sebab akibat dan hasil belajar siswa yang dapat mendorong dan mengembangkan kemampuan belajar.
3. Dalam rangka pengembangan system intruksional, evaluasi merupakan suatu kegaiatan untuk menilai seberapa jauh program telah berjalan sebagaimana yang telah direncanakan.
4. Suatu alat untuk menentukan apakah proses dalam pengembangan ilmu telah berada dijalan yang diharapkan (Roetiyah, 2006: 97).
Dari pengertian evaluasi tersebut diatas dan dikaitkan dengan pembahasan dalam penulisan skripsi ini, maka jelaslah bahwa evaluasi merupakan suatu patokan atau tolok ukur untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menyerap dan mengimplementasikan hasil belajar dan sekaligus untuk mengukur dan menilai sampai sejauh mana program- program penagajaran dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan.
Tujuan dan Fungsi Evaluasi
Evaluasi yang berarti pengungkapan dan pengukuran hasil belajar itu, pada dasarnya merupakan proses penyususnan deskripsi siswa, baik secara kuantitatif maupun kualitatif Namun perlu penyusun kemukakan, bahwa kebanyakan pelaksanaan evaluasi cenderung bersifat kuantitatif, lantaran penggunaan symbol angka atau skor utnuk menentukan kualitas keseluruahan kinerja akademik siswa dianggap sangat nisbi. Walaupun begitu, yang piawai dan professional perlu berusaha mencari kiat evaluasi yang lugas, tuntas, dan meliputi seluruh kemampuan ranah cipta rasa, dan karsa siswa guna mengurangi kenisbian hasilnya.
Daftar Rujukan:
1. Hallen , A, 2002. Bimbingan dan Konseling dalam Islam, Jakarta; Ciputat Pers.
2. Mudjiono, 1992. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta.
3. Notoatmodjo, Soekidjo, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: PT. Rineka Cipta.
4. Nursalam, 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika.
5. Prayitno & Erman Amti, 2004. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Rineka Cipta.
6. Prayitno. 2001. Buku Panduan Pelayanan Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi. Padang: P4T IKIP Padang.
7. Slameto, 1991. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta.
8. Sudjana, Nana, 2003. Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah, Bandung: Sinar Baru Algesindo.
9. Sukardi, Dewa Ketut. 2003. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
10. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Citra Umbara.
Dipublikasikan Oleh:
M. Asrori Ardiansyah, M.Pd
Pendidik di Malang
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pembelajaran"
Posting Komentar