Pesantren adalah lembaga pendidikan dan sosial yang selalu adaptif terhadap perubahan dan perkembangan yang terjadi di lingkungannya. Sebagaimana telah dikemukakan pada bagian terdahulu, seiring dengan tuntutan zaman dan laju perkembangan masyarakat, pesantren yang pada dasarnya didirikan untuk kepentingan moral, pada akhirnya harus berusaha memenuhi tuntutan masyarakat dan tuntutan zaman. Orientasi pendidikan pesantren perlu diperluas, sehingga menuntut dilakukannya pembaharuan kurikulum yang berorientasi kepada kebutuhan zaman dan pembangunan bangsa. Oleh karena itu pesantren melakukan sejumlah akomodasi dan penyesuaian yang tidak hanya akan mendukung kelangsungan hidup pesantren itu sendiri, tetapi juga bermanfaat bagi para santri, seperti sistem penjenjangan kurikulum yang lebih jelas dan sistem klasikal.
Sifat adaptif sebagaimana tersebut di atas adalah sifat dasar kurikulum yang diperlukan untuk mengantisipasi tuntutan dan perkembangan zaman. Paling tidak terdapat tiga dasar keyakinan yang kondusif untuk dijadikan sebagai landasan akan pentingnya memperhatikan sikap adaptif kurikulum terhadap suatu perubahan yang terjadi yaitu: Pertama, perubahan yang terjadi bersifat positif; Kedua, perubahan yang terjadi dilingkungan sekolah sifatnya cenderung menetap (terus menerus); Ketiga, perlunya usaha untuk menyempurnakan rencana-rencana yang disusun oleh sekolah atau guru karena terjadinya proses adopsi terhadap suatu pembaharuan atau inovasi (Tim Pengembang Ilmu Pendidikan, 2007: 458-459).
Pesantren-pesantren yang masih dalam bentuk aslinya (tradisional), biasanya cenderung mengikuti pola pemahaman tekstual. Sedangkan di pesantren-pesantren yang sudah terpengaruh dengan pola pendidikan modern, arti tekstual telah diimbangi oleh pemahaman-pemahaman kontekstualnya. Perkembangan seperti ini cukup kondusif untuk menopang proses inovasi, apa lagi dikaitkan dengan usaha-usaha untuk membuktikan kebaikan inovasi itu sendiri di dalam sistem kehidupan masyarakatnya.
Keterpaduan itu mengindikasikan bagaimana suatu ide atau praktek baru dapat dikembangkan dalam kurikulum untuk membawa perubahan-perubahan yang membawa kepada perbaikan atau peningkatan mutu lulusan pesantren. Proses perpaduan kurikulum ini juga memperlihatkan bagaimana suatu ide atau praktek baru dapat diorganisasikan ke dalam hubungan-hubungan logis, harmonis, terpadu dan konsisten dengan ide dan praktek yang sudah ada dan masih tetap dipandang perlu untuk diaktualkan dalam pendidikan pesantren.
Dari sudut pandang ilmu kurikulum, model kurikulum terpadu ini bertujuan untuk mentransformasikan nilai-nilai yang dikembangkan dalam kurikulum berada dalam satu kesatuan yang utuh, sehingga suatu bagian (nilai) dalam kurikulum dengan bagian lainnya saling kuat menguatkan untuk mendukung tujuan pendidikan yang ditetapkan di lembaga pendidikan Islam yang disebut pesantren.
Model kurikulum terpadu ini tidak hanya berpihak kepada orientasi proses kegiatan belajar siswa, tetapi juga berpihak pada tujuan lembaga dan kegiatan pengajaran guru. Oleh karena itu, makana dari model kurikulum terpadu tidak hanya diartikan atau diukur dari rencana-rencana yang disusun oleh guru untuk proses kegiatan mengajarnya, tetapi juga kurikulum dilihat dari sisi lainya yaitu, seberapa besar dari rencana tersebut dapat diaktualkan untuk diterpadukan dalam proses pembentukan pribadi santri sebagai kader ulama yang mandiri dan inovatif, melalui pengalaman-pengalaman belajar sehari-hari di pesantren.
Masuknya tuntutan yang lebih luas ke dalam kehidupan pesantren melahirkan adanya adanya kehendak pesantren untuk melakukan pembaharuan kurikulum, sehingga terwujudlah kurikulum terpadu yang diimplementasikan melalui prinsip-prinsip; bagaimana kurikulum yang direncanakan membawa misi pembaharuan dapat mentransformasikan unsur-unsur muatan kurikulum baru, mengintegrasikan berbagai hubungan yang relevan dan tepat, serta menjadikan akumulasi pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai-nilai menjadi utuh dalam pengalaman belajar santri dalam kehidupan kesehariannya di pesantren.
Proses ini menghendaki lahirnya keterpaduan antara kepentingan guru dalam proses pengjarannya dengan kepentingan santri dalam proses pembelajarannya. Hal ini menuntut model inovasi yang dapat membuat unsur-unsur baru di dalam kurikulum menjadi bagian yang terpadu dengan tradisi dan nilai-nilai spiritual pesantren. Model dari inovasi kurikulum tersebut dapat dilihat dari sisi pendekatan tauhid, seleksi materi, dan organisasi pengalaman belajar santri. Profil ini menjadi pertimbangan dalam menciptakan pribadi santri menjadi kader ulama yang kreatif, inovatif dan mandiri.
Butuh Daftar Referensi Artikel Ini,
Dipublikasikan Oleh:
M. Asrori Ardiansyah, M.Pd
Pendidik di Malang
Sumber:
www.kabar-pendidikan.blogspot.com, www.kmp-malang.com www.arminaperdana.blogspot.com,
http://grosirlaptop.blogspot.com
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Pengembangan Kurikulum di Pesantren"
Posting Komentar