Bagaimana budaya organisasi dibangun dan dipertahankan, menurut Robbins (2003) digambarkan dalam Gambar 1. berikut ini :
Gambar 2.1. Pembentukan Budaya Organisasi
Sumber : Robbins, Organization Behavior (2003)
Budaya diturunkan dari filsafat pendirinya. Filsafat tersebut memiliki asumsi, persepsi atau artifak dan nilai-nilai yang harus diseleksi terlebih dahulu. Seleksi ini bertujuan untuk menentukan kriteria yang sesuai. Hasil seleksi akan menjadi karakteristik budaya organisasi. Setelah adanya karakteristik tersebut manajemen puncak akan menentukan mana yang sesuai untuk dilaksanakan dan mana yang harus dihilangkan. Selanjutnya proses internalisasi kepada karyawan melalui tahapan proses sosialisasi. Keberhasilan proses sosialisasi tergantung pada tingkat keberhasilan mendapatkan kesesuaian dari nilai-nilai yang dimiliki oleh karyawan baru terhadap organisasi dan metode sosialisasi yang dipilih manajemen puncak dalam mengimplementasikannya. Selain itu juga tergantung pada relevansi kepercayaan filosofi para pendiri terhadap kesempatan saat ini dan hambatan-hambatan yang menghalangi organisasi.
Oleh karena itu, perilaku top level leader menjadi simbol budaya baru suatu organisasi.
Nilai-nilai organisasi yang telah dipahami dan diyakini oleh para karyawan, akan menjadi suatu kepribadian organisasi. Nilai-nilai tersebut akan menjadi acuan keseharian karyawan dalam bekerja, berperilaku dan bertindak sehingga akan menjadi kinerja individu. Dengan didukung oleh SDM, sistem dan tehnologi, strategi perusahaan dan logistik, masing-masing kinerja individu yang baik akan menimbulkan kinerja organisasi yang baik pula.
Gambar 2. Hubungan antara Budaya Kerja dan Kinerja Pegawai
Sumber : Moeljono (2004) Budaya Korporat dan Keunggulan Korporasi
Dipublikasikan Oleh:
M. Asrori Ardiansyah, M.Pd
Pendidik di Malang
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Pembentukan Budaya Organisasi"
Posting Komentar