Organisasi adalah sistem kerja sama kelompok orang untuk mencapai tujuan bersama (Hadari Nawawi, 1989: 27). Suatu kegiatan akan berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan apabila ditopang dengan pengorganisasian yang baik. Hal ini berlaku pula pada pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam yang ada di Indonesia.Untuk merealisasi hal tersebut sangat dibutuhkan perencanaan yang matang dan sistematik agar tercapai hasil yang optimal sesuai dengan tujuan pesantren. Hal ini sebagaimana dinyatakan oleh Hadari Nawawi bahwa: Langkah pertama dalam pengorganisasian diwujudkan melalui perencanaan dengan menetapkan bidang-bidang/fungsi-fungsi yang termasuk ruang lingkup kegiatan yang akan diselenggarakan oleh suatu kelompok. Keseluruhan pembidangan itu sebagai suatu kesatuan merupakan total sistem yang bergerak ke arah satu tujuan (Hadari Nawawi, 1989: 27).Pada umumnya semua kelompok masyarakat menginginkan organisasinya menggunakan sistem yang sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan yang maksimal sesuai keinginan. Namun, dalam kenyataan di pesantren banyak yang tidak memiliki organisasi yang baik. Keadaan ini selain dipengaruhi oleh kepemimpinan Kyai sebagai pemegang kebijakan pesantren yang harus dipatuhi juga dipengaruhi oleh sifat konfensionalisme dari pesantren tersebut.Untuk pengembangan pesantren dibutuhkan pengorganisasi yang jelas dengan bentuk yang sederhana, namun menggambarkan tujuan, tugas-tugas pokok dan unsur-unsur kerja organisasi pesantren. Kesederhanaan tersebut untuk menjamin fleksibilitas akan memungkinkan adanya perubahan atau pengembangan.Secara teoritik organisasi pesantren bisa berbentuk kompleks atau berbentuk sederhana. Adapun bentuk sederhana organisasi pesantren berdasarkan Pedoman Pembinaan Pondok Pesantren yang ada sebagaimana disampaikan oleh Abd. Rachman Shaleh, et. al. (1985: 59) adalah sebagai berikut:STRUKTUR ORGANISASI PONDOK PESANTREN(Bentuk Sederhana)
GAMBAR 1
Sedangkan bentuk organisasi pesantren yang lebih kompleks menurutnya (Abd. Rachman Shaleh, et. al., 1985: 60) sebagai berikut:
STRUKTUR ORGANISASI PONDOK PESANTREN
(Komperhensif)
GAMBAR 2
Dalam struktur organisasi pondok pesantren di atas, baik yang sederhana maupun yang komprehensif terdapat hal-hal pokok yang perlu diperhatikan dalam penyusunan pembagian tugas dan wewenang dalam suatu organisasi. Hal ini sebagaimana pula telah dijelaskan dalam Pedoman Pembinaan Pondok Pesantren sebagai berikut:
1. Pengelompokan kerja ke dalam satuan-satuan organisasi didasarkan atas kesamaan sifat pelaksanaan tugasnya masing-masing.
2. Menjauhkan sesuatu fungsi menyeluruh dan tunggal bagi setiap satuan organisasi dengan menitik-beratkan tercapainya kegiatan yang terpadu.
3. Menekankan koordinasi pada bagian kerja dan pelaksanaan kegiatan dalam seluruh organisasi.
4. Menempatkan fungsi dan tugas pokok yang penting pada tingkat jenjang organisasi yang sesuai, demikian pula fungsi-fungsi yang sederajat pada tingkat yang sama.
5. Memberikan kesempatan terhadap perluasan sewajarnya terhadap kegiatan-kegiatan melalui satuan organisasi yang ada.
6. Menentukan saluran perintah dan tanggung jawab organisasi melalui garis komando lini dan staf (Depag RI., 1988: 25).
Dengan pengorganisasian yang baik, pelaksanaan kerja dan pelaksanaan dari perencanaan pesantren akan mendapatkan bagian-bagian yang setepat-tepatnya. Penetapan orang-orangnya dilakukan secara obyektif sesuai dengan kemampuan dibidangnya masing-masing. Organisasi berfungsi sebagai alat dari pada manajemen untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh suatu pesantren.
Untuk Daftar Rujukan Silakan Klik DI SINI
Dipublikasikan Oleh:
M. Asrori Ardiansyah, M.Pd
Pendidik di Malang
Sumber: www.kabar-pendidikan.blogspot.com, www.kmp-malang.com www.arminaperdana.blogspot.com
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Organisasi Pondok Pesantren dan Sistem pengelolaannya"
Posting Komentar