Menurut Hendyat Soetopo (2007) prinsip dasar manajemen mutu pendidikan terletak pada kepuasan pelanggan pendidikan, penekanan pada proses berfungsinya setiap komponen secara sistematik, komitmen personal untuk meningkatkan mutu pendidikan dan akuntabilitas.
Namun secara spesifik berdasarkan pengertian mutu pada bagian pembahasan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa dalam manajemen peningkatan mutu (MPM) ada beberapa prinsip yang mendasar di antaranya: (a) peningkatan mutu harus dilaksanakan di sekolah; (b) peningkatan mutu hanya dapat dilaksanakan dengan adanya kepemimpinan yang baik; (c) peningkatan mutu harus didasarkan pada data dan fakta baik bersifat kualitatif maupun kuantitatif; (d) peningkatan mutu harus memperdayakan dan melibatkan semua unsur yang ada di sekolah; (e) peningkatan mutu memiliki tujuan bahwa sekolah dapat memberikan kepuasan kepada siswa, orang tua, dan masyarakat.
Selain itu Juran berpendapat, bahwa meraih mutu merupakan proses yang tidak mengenal akhir, perbaikan mutu merupakan proses berkesinambungan, bukan program sekali jalan, mutu memerlukan kepemimpinan dari anggota dewan sekolah dan administrator, pelatihan masal merupakan persyaratan mutu, dan setiap orang di sekolah harus mendapatkan pelatihan
Pendekatan Peningkatan Mutu Pendidikan
Upaya peningkatan mutu yang dilakukan oleh sebuah sekolah harus didasarkan pada strategi mutu yang berguna sebagai pedoman pelaksanaan agar hasilnya tercapai dengan baik. Teknik tersebut adalah model pendekatan dalam meningkatkan mutu pendidikan pada sekolah tersebut. Ada beberapa model pendekatan, model ini sudah diperkenalkan dan dikembangkan dalam dunia pendidikan oleh beberapa negara misalnya di Sidney Australia yang dipadukan dengan model yang dikembangkan di Pittsburg, Amarika Serikat oleh Donald Adams, dkk. Di antara model dimaksud adalah school review, benchmarking, quality assurance, dan quality control. keempat teknik tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
a) School review
Model ini merupakan sebuah proses yang merupakan seluruh komponen sekolah bekerja sama khususnya dengan orang tua dan tenaga profesional untuk mengevaluasi efektifitas sekolah, serta mutu lulusan.
School review dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: (1) apakah yang dicapai sekolah sesuai dengan harapan orang tua siswa dan siswa sendiri? (2) bagaimana prestasi yang telah dicapai para peserta didik? (3) foktor apa yang menghambat upaya untuk meningkatkan mutu? (4) apakah foktor-foktor pendukung yang dimiliki sekolah.
b) Benchmarking
Pendekatan ini merupakan salah satu kegiatan untuk menetapkan standar dan target yang akan dicapai dalam suatu periode tertentu. Benchmaking dapat dipastikan untuk individu, kelompok atuapun lembaga. Standar dapat ditentukan berdasarkan keadaan realitas yang ada di sekolah, misalnya prestasi yang diraih siswa yang baik prilakunya dan yang sedikit nakal namun cerdas (internal benchmaking), maupun membandingkan standar kualitas dari sekolah lain yang lebih baik (external benchmaking). Tiga pertanyaan mendasar yang akan dijawab oleh benchmaking ini di antaranya; (1) seberapa besar kondisi kita? (2) harus menjadi seberapa baik? (3) bagaimana cara untuk mencapai yang baik tersebut?
Sedangkan langkah-langkah yang dilaksanakan adalah menentukan fokus, menentukan aspek, variabel atau indikator, menentukan standar, menentukan gep (kesenjangan) yang terjadi, membandingkan standar dengan kondisi kita, merencanakan target untuk mencapai standar, merumuskan sasaran-sasaran program untuk mencapai target.
c) Quality assurance
Quality assurance merupakan suatu teknik untuk menentukan bahwa proses pendidikan telah berlangsung sebagaimana rencana awal dan yang seharusnya. Dengan teknik ini akan dapat dideteksi adanya deviasi (penyimpangan) yang terjadi pada proses. Teknik ini menekankan pada proses monitoring yang berkesinambungan dan melembaga, yang menjadi subsistem sekolah. Implikasi dari proses quality assurance akan menghasilkan informasi sebagai berikut; (1) merupakan umpan balik (fidback) bagi sekolah; (2) memberikan jaminan bagi orang tua siswa bahwa sekolah senantiasa memberikan pelayanan terbaik bagi siswa.
Untuk melaksanakan quality assurance, maka lembaga pendidikan harus menekankan pada kualitas hasil belajar, hasil kerja siswa yang dipantau secara terus menerus. Informasi dari lembaga dikumpulkan dan dianalisis untuk memperbaiki proses yang berjalan, dan semua pihak dari mulai kepala sekolah, guru, pegawai administrasi, dan juga orang tua siswa harus memiliki komitmen untuk bersama-sama mengevaluasi kondisi sekolah yang kritis dan berupaya untuk memperbaikinya.
d) Quality control
Qaulity control adalah suatu sistem yang mendeteksi terjadinya penyimpangan kualitas ouput yang tidak sesuai dengan standar. Oleh sebab itu quality control memerlukan indikator kualitas yang jelas dan pasti. Berdasarkan tipologi sekolah yang ada sehingga dapat ditentukan standar penyimpangan kualitas yang terjadi. Standar kualitas ini bersifat relatif dan dapat dicapai oleh setiap sekolah. Standar kualitas digunakan sebagai tolok ukur untuk mengetahui maju mundurnya sekolah.
Model pendekatan di atas tidak hanya dapat diaplikasikan pada pendidikan lembaga saja, namun lebih pada itu juga sangat memungkinkan dilakukan pada sub-sub mata pelejaran dalam rangka penjaminan mutu dan kualitas peserta didik dalam beragam bidang kependidikan yang ditekuni guna mewujudkan mutu pendidikan secara holistik atau totalitas.
Rujukan:
1.Hendyat Soetopo, et.al., Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan (Jakarta: Bina Aksara, 1984), 126-131.
2. Anonim, Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan/Kultur Sekolah, Depdiknas, Hand Out Pelatihan Calon Kepala Sekolah, (Jakarta: Direktorat Sekolah lanjutan Pertama-Depdiknas, 2002),, 201
3. Jerome S. Arcaro, “Quality in Education: an Implementation Handbook” diterjemahkan oleh Yosal Iriantara, Pendidikan Berbasis Mutu: Prinsip-Prinsip dan Tata Langkah Penerapan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar 2007), 9.
Dipublikasikan Oleh:
M. Asrori Ardiansyah, M.Pd
Pendidik di Malang
Sumber: www.kabar-pendidikan.blogspot.com, www.kmp-malang.com www.arminaperdana.blogspot.com
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Prinsip dan Pendekatan Manajemen Mutu Penidikan"
Posting Komentar