Faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah sikap. Sikap merupakan suatu yang dipelajari, dan sikap menentukan bagaimana individu beraksi terhadap situasi serta menentukan apa yang akan dicari dalam kehidupannya. Dalam mencari makna yang lengkap tentang sikap, timbul berbagai pendapat yang saling melengkapi seperti yang dikemukakan oleh Warren, Droba dan Allport (dalam Natawidjaya, 1979).
Menurut Warren sikap adalah daya mental yang khusus untuk menanggapi berbagai pengalaman yang dapat mengubah pengalaman-pengalaman itu, atau suatu kesiapan untuk melakukan kegiatan tertentu. Kemudian Droba mengemukakan sikap adalah daya mental manusia untuk bertindak ke arah atau menentang suatu obyek tertentu. Sedangkan Allport merumuskan sikap adalah keadaan siap yang bersifat mental dan netral yang tersusun melalui pengalaman yang mengerahkan pengaruh yang terarah atau dinamik kepada respon yang dilakukan oleh individu terhadap obyek atau situasi yang berhubungan dengan individu yang bersangkutan.
Dari berbagai pengertian sikap tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa sikap adalah kesiapan mental individu yang mempengaruhi, mewarnai bahkan menentukan kegiatan individu yang bersangkutan dalam memberikan respon terhadap obyek atau situasi yang mempunyai arti baginya. Kesediaan ini mungkin dinyatakan alam kegiatan atau merupakan kekuatan laten (pandangan) yang kadang-kadang tersalurkan.
Definisi sikap yang telah diuraikan diatas masih bersifat umum dan teoritas, sehingga menimbulkan kesulitan dalam pengukurannya. Beberapa ahli psikologi memandang sikap dari sudut yang lebih sempit agar lebih operasional seperti yang dikemukakan oleh Berkowitz dan Thusrtone (dalam Azwar , 1993). Definisi operasional yang dikemukakan oleh Berkowitz adalah sikap sebagai perasaan mendukung atau memihak, ataupun perasaan mendukung terhadap suatu obyek psikologi.
Kedua definisi diatas tampak mereka memandang sikap merupakan respon evaluatif yang berarti bahwa bentuk respon yang dinyatakan sebagai sikap itu didasari oleh perasaan evaluasi dalam diri individu yaitu individu yang memberi kesimpulan nilai terhadap suatu obyek dalam bentuk baik atau buruk, positif atau negatif, menyenangkan atau tidak menyenangkan yang kemudian mengkristalkan sebagai potensi reaksi terhadap obyek tersebut. Di sini mereka hanya melihat dari segi perasaan saja sedangkan faktor-faktor lain tidak mendapatkan peninjauan.
Comb (dalam Wagito,1987) menghubungkan pengertian sikap dengan motivasi yaitu :
“Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan yang memungkinkan timbulnya motif suatu perbuatan atau tingkah laku. Bila seseorang tidak mempunyai sikap tertentu terhadap suatu kejadian atau keadaan yang ada di luar dirinya, maka orang tersebut tidak akan bergerak motifnya untuk melakukan tindakan atau suatu perbuatan. Sebaliknya bila seseorang mempunyai sikap tertentu maka segala sesuatu menyangkut masalah atau kejadian akan merupakan motif yang dapat menimbulkan tingkah laku atau perbuatan.”
Jika semua pendapat mengenai sikap di atas dibandingkan, maka terlihat bahwa diantara para ahli ada perbedaan dalam meninjau masalah sikap. Misalnya Allport memandang sikap dari kesiapan mental, misalnya melibatkan masalah afek atau perasaan, sedangkan Camb menghubungkan pengertian sikap dengan motivasi dan Warren memandang sikap bukan hanya kesiapan mental tetapi juga merupakan daya mental. Namun demikian dapat disimpulkan ada dalam diri manusia yang dapat mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan.
Di samping mempunyai obyek tertentu sikap juga mempunyai komponen yang membangun sikap. Mann (dalam Azwar, 1988) menjelaskan komponen-komponen sikap sebagai berikut:
“Komponen kognitif berisi persepsi, kepercayaan dan stereotipe yang dimiliki individu terhadap obyek sikap mengenai sesuatu. Komponen afektif merupakan perasaan individu terhadap obyek sikap dan perasaan menyangkut masalah emosional. Komponen tingkah laku berisi tendensi atau kecenderungan bertindak atau bereaksi terhadap sesuatu dengan cara tertentu”.
Sikap selalu berkenaan dengan suatu obyek dan sikap terhadap obyek disertai dengan perasaan positif atau negatif. Orang yang mempunyai sikap positif terhadap suatu obyek yang bernilai dari pandangannya, dan ia akan bersikap negatif terhadap obyek yang dianggap tidak bernilai baginya. Sikap ini kemudian mendasari dan mendorong ke dalam tindakan yang satu sama lainnya berhubungan.
Lebih lanjut Mann (dalam Azwar,1988), menjelaskan:“Sekalipun diasumsikan bahwa sikap merupakan prediasposisi evaluatif yang banyak menentukan bagaimana individu bertindak, akan tetapi sikap dan tindakan seringkali jauh berbeda.. Hal ini karena tindakan nyata ditentukan. Tidak hanya oleh sikap semata, akan tetapi oleh berbagai faktor satu sama lainnya. Disamping itu ternyata untuk sikap lebih bersifat pribadi, sedangkan tindakan karena itu tindakan lebih peka terhadap tekanan-tekanan sosial.”
Sikap individu mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap tingkah laku disebut Natawidjaya (1979) dikatakan sesuai dengan sifat atau ciri-cirinya dari sikap itu sendiri. Sedangkan Pasaribu dan Simanjuntak (1984) membagi ciri sikap tiga golongan yaitu ada yang bersifat khusus bersifat umum dan ada yang merupakan ciri utama sikap. Maksud ciri yang bersifat khusus ialah unsur-unsur sikap (perasaan, keyakinan dan kecenderungan dari sikap adalah: a) Sikap bukan dibawa orang sejak lahir melainkan dibentuk dan dipelajari sepanjang perkembangan hidupnya dalam hubungan dengan obyek; b) Sikap tidak berdiri sendiri melainkan senantiasa mengandung relasi tertentu terhadap obyek; c) Obyek sikap dapat berupa satu hal tertentu, tetapi dapat berupa kumpulan dari hal-hal tersebut; d) Sikap mempunyai segi motivasi dan perasaan sedangkan pada kecakapan arah tujuan. Artinya bahwa efek yang membekas dirasakan terhadap suatu obyek dapat bersifat positif atau negatif.
Setiap unsur sikap dapat muncul dalam keadaan yang berbeda-beda, hal ini disebabkan oleh ciri utama sikap yaitu keseragaman dan valensi atau kekuatan (Natawidjaya, 1970). Selanjutnya Natawidjaya menjelaskan ciri-ciri utama sikap sebagai berikut:
“Sikap berbeda-beda sesuai dengan keseragaman dari unsur-unsur berbeda-beda yang membangunnya. Unsur kognitif dapat berbeda-beda dari jumlah minimal pengetahuan individu yang bersikap tentang objek yang bersangkutan. Dan jumlah pengetahuan yang dimiliki individu tentang obyek itu akan sangat berpengaruh pada keyakinan orang tersebut tentang obyeknya. Unsur perasaan dari sikap juga berbeda yang disertai dengan perasaan positif atau negatif, sampai kepada sikap yang disertai dengan perasaan bermacam-macam. Selanjutnya unsur kecenderungan bertindak dari sikap dapat berbeda-beda.
Dipublikasikan Oleh: M. Asrori Ardiansyah, M.PdPendidik di Malang
Sumber: www.kabar-pendidikan.blogspot.com, www.arminaperdana.blogspot.com http://grosirlaptop.blogspot.com
Belum ada tanggapan untuk "Pengertian dan Ciri-ciri Sikap"
Posting Komentar