Selasa, 19 April 2011

Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan Melalui MBS


Ada indikasi bahwa pembaruan yang berhasil juga mengharuskan adanya jaringan komunikasi, komitmen finansial terhadap pertumbuhan profesional, dukungan dari semua komponan komunitas sekolah. Selain itu, pihak yang terlibat harus benar-benar mau dan siap memikul peran dan tanggung jawab barutersebut. Dalam ranah pendidikan maka tenaga pendidik (guru) harus disiapkan memikul tanggung jawab dan menerima kewenangan untuk berinisiatif meningkatkan pembelajaran dan bertanggung jawab atas kinerja mereka.

Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang efektif seharusnya dapat memberi inspirasi serta mendorong kinerja kepala sekolah dan guru yang pada gilirannya akan meningkatkan prestasi murid. Ukuran prestasi harus ditetapkan multidimensional, jadi bukan hanya pada dimensi prestasi akademik. tetapi juga non akdemik. Dengan cara-cara tersebut maka, daerah-daerah yang hanya menerapkan MBS sebagai mode akan memiliki peluang yang kecil untuk berhasil. Masih terlalu banyak hambatan yang harus ditanggulangi sebelum benar-benar menetapkan MBS sebagai model untuk melakukan perubahan.

Dalam analisis terakhir, meskipun ada kekuatan pendorong yang lain, kriteria kritis untuk menilai efektivitas reformasi yang mencakup manajemen berbasis sekolah adalah sejauh mana manajemen berbasis sekolah mengarah pada atau berhubungan dengan pencapaian hasil belajar yang membaik, termasuk prestasi siswa ke tingkat yang lebih tinggi, bagaimana pun mengukurnya. Belakangan banyak terjadi perubahan dalam pandangan bahwa tujuan utama manajemen berbasis sekolah adalah peningkatan hasil pembelajaran, dan untuk alasan inilah, kebanyakan pemerintahan memasukkan manajemen berbasis sekolah dalam kebijakan bagi reformasi pendidikan. Satu implikasi penting adalah bahwa pemimpin sekolah harus memastikan bahwa perhatian masyarakat sekolah (termasuk tenaga kependidikan) tidak hentinya difokuskan pada hasil belajar siswa, dan ini harus menjadi kepedulian utama meskipun makna manajemen berbasis sekolah sangat sering menimbulkan perdebatan. dari berbagai pihak antara yang mendukung dengan yang kurang sependapat.

Banyak dari penelitian terdahulu hanya mengambil informasi atau opini dari sistem dimana dampak dari keluaran tidak pernah menjadi tujuan utama, atau bahkan tujuan kedua, tentu saja hal ini apabila manajemen berbasis sekolah diimplementasikan sebagai satu strategi untuk membongkar birokrasi pusat yang besar, mahal, dan tidak responsif atau sebagai satu strategi untuk memberdayakan masyarakat dan profesional.

Satu telaah terhadap penelitian yang dilakukan (Caldwell, 2002) menunjukkan bahwa telah ada tiga generasi studi, dan justeru pada studi generasi ketiga bahwa bukti dampak pada hasil ditemukan, tetapi hanya bila kondisi-kondisi tertentu dipenuhi. Generasi pertama adalah saat di mana dampak atas hasil tidak menjadi tujuan utama atau kedua. Generasi kedua adalah ketika dampak menjadi tujuan utama atau kedua tetapi database lemah. Ketiga, muncul pada akhir 1990-an dan dengan mengumpulnya momentum awal 2000-an, bersamaan dengan kepedulian terhadap hasil belajar dan pengembangan database yang kuat.

Strategi yang diharapkan bahwa penerapan MBS yang dapat meningkatkan mutu pendidikan dapat dilakukan antara lain adalah:
1. Menciptakan prakondisi yang kondusif untuk dapat menerapkan MBS, dengan peningkatan kapasitas dan komitmen seluruh warga sekolah, termasuk masyarakat dan orangtua siswa.
2. Mengkondisikan budaya sekolah (school culture) yang demokratis, transparan, dan akuntabel, membiasakan sekolah membuat laporan pertanggungjawaban kepada masyarakat secara jelas sehingga masyarakat lebih percaya.
3. Peran Pemerintah pusat bertindak sebagai monitoring dan evaluasi termasuk pelaksanaan block grant yang telah diterima oleh sekolah.

Sebagai model pendidikan yang dikembangkan pada penerapan Mutu Pendidikan Manajemen Berbasis Sekolah (MPMBS) untuk meningkatkan mutu pendidikan, sekarang telah terjadi beberapa sekolah menerima (merekrut) siswa baru dengan mengadakan seleksi mandiri meskipun tekadang tanpa memperhatikan kemampuan akademik siswa, maka muncul isu lewat belakang hal ini banyak terjadi pada tingkat SMP dan SMA di Kota Malang.



Daftar Rujukan KLIK DI SINI


Dipublikasikan Oleh:
M. Asrori Ardiansyah, M.Pd
Pendidik di Malang


Sumber:
www.kabar-pendidikan.blogspot.com, www.kmp-malang.com
www.arminaperdana.blogspot.com
, http://grosirlaptop.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar