Bermain dapat menumbuhkan daya kreatifitas anak dalam perkembangan dan pertumbuhannya, sehingga anak mendapatkan apa yang menjadi kebahagiaan dalam hidupnya dimasa kecil. Kebanyakan bagi orang dewasa dan anak, permainan merupakan alat pengekspresi jiwa yang paling efisien dan tinggi nilainya. Karena didalam permainan tersebut terdapat dimensi: "Pengembangan segenap kemampuan di tangan iklim kebebasan".
Frobel berpendapat, bahwa permainan bisa memberikan pada anak kesempatan untuk memuaskan dorongan dan melaksanakan/ merealisasikan fantasinya. Oleh karena itu Frobel mementingkan unsur-unsur fantasi, kegembiraan dan kebebasan, untuk waktu “sekarang” di dalam setiap permainan.
Secara psikologi dan pedagogis, bermain mempunyai nilai-nilai yang sangat berharga bagi anak, diantaranya:
a. Anak memperoleh perasaan senang, puas, bangga, atau berkatarsis (peredaan ketegangan).
b. Anak dapat mengembangkan sikap percaya diri, tanggung jawab, dan kooperatif (mau bekerja sama).
c. Anak dapat mengembangkan daya fantasi, atau kreativitas (terutama permainan fisik dan konsrtruksi).
d. Anak dapat mengenal aturan, atau norma yang berlaku dalam kelompok serta belajar untuk mentaatinya.
e. Anak dapat memahami bahwa baik dirinya maupun orang lain, sama-sama mempunyai kelebihan dan kekurangan.
f. Anak dapat mengembangkan sikap sportif, tenggang rasa, atau toleran terhadap orang lain.
Dengan demikian peranan bermain bagi perkembangan anak adalah sangat besar. Hal ini bisa dilihat dari penjelasan di atas. Diantaranya yaitu:
1). Permainan itu merupakan sarana penting untuk mensosialisasikan anak, yaitu sarana untuk mengenalkan anak menjadi anggota dari suatu masyarakat dan agar anak bisa mengenal dan menghargai masyarakat. Dalam suasana-permainan itu akan tumbuh rasa kerukunan yang sangat besar artinya bagi pembentukan sosial sebagai manusia budaya.
2). Dengan permainan dan situasi bermain itu anak bisa mengukur kemampuan dan potensi sendiri. Ia belajar menguasai macam-macam benda, juga belajar memahami sifat-sifat dari benda dan peristiwa yang berlangsung dalam lingkungannya.
3). Dalam permainan anak bisa menampilkan fantasi, bakat-bakat dan kecenderungannya. Anak laki-laki bermain dengan mobil-mobilan dan perempuan bermain dengan boneka. Jika kita memberikan kertas dan gunting pada sekelompok anak masing-masing akan menghasilkan karya yang berbeda-beda.
4). Ditengah permainan itu anak menghayati macam-macam emosi. Anak merasakan kegairahan dan kegembiraan dan tidak secara khusus mengharapkan prestasi-prestasi. Dengan demikian permainan mempunyai nilai yang sama besarnya dengan nilai seni bagi orang dewasa.
5). Permainan menjadi alat pendidikan, karena permainan bisa memberikan rasa kepuasan, kegembiraan dan kebahagiaan pada diri anak.
6). Permainan itu memberikan kesempatan pra-latihan untuk mengenal aturan-aturan permainan, mematuhi norma-norma dan larangan.
7). Dalam bermain anak belajar mengunakan semua fungsi kejiwaan dan fungsi jasmaniah dengan suasana hati kesungguhan. Hal ini penting guna memupuk sikap serius, bersungguh-sungguh dan pada usia dewasa untuk menguasai setiap kesulitan hidup.
Ketujuh perkembangan yang didapatkan anak dalam bermain, menunjukkan betapa perlunya dan pentingnya orang tua dalam memberikan kebebasan pada anak dalam bermain.
Rujukan:
1. Kartini Kartono, Psikologi Anak, Bandung: P.T Mandar Maju, 1995, hal 124.
2. Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung: P.T Remaja Rosdakarya, 2004. Hal 172.
3. Kartini Kartono, Psikologi Anak, Bandung: P.T Mandar Maju, 1995. Hal 126
Dipublikasikan Oleh:
M. Asrori Ardiansyah, M.Pd
Pendidik di Malang
Sumber: www.kabar-pendidikan.blogspot.com, www.arminaperdana.blogspot.com, www.kmp-malang.com
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Peranan Bermain Bagi Perkembangan anak"
Posting Komentar