Untuk inovasi sebagai suatu usaha pembaharuan terhadap sesuatu yang belum atau telah ada ke arah yang lebih baik mempunyai faktor-faktor yang mendukung maupun menghambat inovasi berikut: Arnold dan Goodle (1974) mengidentifikasi ada sembilan faktor yang mempengaruhi masalah inovasi, yaitu:
(1) Inovasi sebagai jawaban terhadap kebutuhan atau masalah pendidikan yang diakui secara lokal.
(2) Hubungan antara inovasi dengan masalahnya harus dikenali secara jelas oleh administrator, guru, badan pembuat keputusan dan orang yng terkait seperti orang tua peserta didik.
(3) Inovasi merupakan suatu jawaban yang tepat terhadap masalah yang dikemukakan.
(4) Sekolah setempat mmbuat dan melakukan inventariasi yang berarti tentang sumber.
(5) Staf sekolah harus memahami tentang rasional program inovatif dan harus mempersiapkannya secara memadai.
(6) Pelayanan pelengkap yang memadai, sehingga membantu guru atau pendidik dalam kelas.
(7) Kriteria evaluasi yang memadai bagi inovasi yang diterapkan selama program dilaksanakan sampai kesimpulan.
(8) Program inovasi dimulai dari skala yang dapat dijangkau.
(9) Pemimpin yang cakap dalam bidangnya secara relatif tidak dapat diganti selama periode penerapan inovasi.
Selain itu menurut Zahara Idris (1982) masalah yang menuntut adanya inovasi pendidikan dan kurikulum di Indonesia diantaranya:
1. Perkembangan ilmu pengetahuan menghasilkan kemajuan teknologi yang mempengaruhi kehidupan sosial, ekonomi, politik dan kebudayaan Indonesia.
2. Laju eksplosi penduduk yang cukup pesat, sehingga daya tampung dan fasilitas pendidikan sangat tidak seimbang.
3. Melonjaknya aspirasi masyarakat untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik.
4. Mutu pendidikan yang menurun.
5. Kurang ada relevansi antara program pendidikan dan kebutuhan.
6. Belum berkembangnya alat organisasi yang efektif serta belum tumbuhnya suasana dalam masyarakat untuk mengadakan perubahan.
Adapun untuk mengaktulisasikan keberhasilan inovasi faktor-faktor yang menentukan oleh Nicholls (1983: 48), meliputi: (1) Guru dan staf memahami inovasi atau pembaharuan secara jelas; (2) Guru perlu memiliki pengetahuan untuk merencanakan, ketrampilan dan kemampuan utuk mengembangkan dan melaksanakan inovasi; (3) Memiliki kriteria untuk menilai inovasi; (4) Antisipasi terhadap resistensi; (5) Pengetahuan dan atau perhatian terhadap proses implementasi inovasi; (6) Saluran komunikasi yang efektif untuk semua anggota yang terlibat dalam proses implementasi inovasi.
Gross dalam Nicholls (1983: 48) menguraikan bahwa faktor yang memudahkan implementasi inovasi adalah: (1) memperjelas pemahaman tentang inovasi yang dimaksud; (2) guru-guru memiliki kemampuan yang diperlukan untuk melaksanakan inovasi tersebut; (3) material dan sumber-sumber yang diperlukan tersedia; (4) susunan organisasi cocok dengan inovasi; (5) personel sekolah bersedia untuk mencurahkan waktu dan tenaganya untuk keperluan tersebut. Lebih lanjut hal di atas merupakan bagian dari fungsi manajemen.
Banyak kendala yang mempengaruhi keberhasilan usaha inovasi kurikulum menurut Subandijah (1993: 83) antara lain: (1).Estimasi yang tidak tepat terhadap inovas; (2) Konflik dan motivasi yang kurang sehat; (3) Lemahnya berbagai faktor penunjang; (4) Masalah keuangan; (5) Adanya penolakan dari kelompok tertentu atas hasil inovasi; (6) Kurangnya ada hubungan sosial dan publikasi.
Semua hal tersebut baik berhasil atau tidak suatu kegiatan inovasi sangat dipengaruhi oleh kemampuan “agen perubahan (the change agent)” dalam melakukan difusi itu sendiri.
Dipublikasikan Oleh:
M. Asrori Ardiansyah, M.Pd
Pendidik di Malang
Sumber:M. Asrori Ardiansyah, M.Pd
Pendidik di Malang
www.kabar-pendidikan.blogspot.com, www.kmp-malang.com
www.arminaperdana.blogspot.com, http://grosirlaptop.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar