Artikel pendidikan ini berusaha menjelaskan tentang pembelajaran kooperatif model TGT . Diharapkan artikel pendidika singkat ini memberi pmahaman tentang pembelajaran kooperatif model TGT sehingga memberi referensi tambahan bagi penulis makalah pendidikan atau pegiat penelitian yang bertema pembelajaran kooperatif model TGT. Menurut Hopkins (Noornia, 1997:14) Teams-Games Tournament (TGT) merupakan bentuk pembelajaran kooperatif di mana setelah siswa belajar secara individual, untuk selanjutnya dalam kelompok masing-masing anggota kelompok. Mengadakan turnamen atau lomba dengan anggota kelompok lainnya sesuai dengan tingkat kemampuannya.
Seperti karakteristik pembelajaraan kooperatif lainnya, TGT memunculkan adanya kelompok dan kerjasama dalam belajar. Di samping itu, terdapat persainga antar individu maupun antar kelompok. Dalam TGT, siswa yang mempunyai kemampuan dan jenis kelamin yang berbeda dijadikan dalam sebuah tim yang terdiri dari 4 sampai 5 siswa. Sebagai salah satu model pembelajaran kooperatif TGT sangat mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus membedakan adanya perbedaan status, melibatkan siswa sebagai tutor sebaya, dan adanya unsur reinforcement.
Kemudahan penerapan TGT ini disebabkan dalam pelaksanaanya tidak adanya fasilitas pendukung yang harus tersedia seperti peralatan atau ruangan khusus. Selain mudah diterapkan dalam penerapannya TGT juga melibatkan aktivitas seluruh siswa untuk memperoleh konsep yang diinginkan. Kegiatan tutor sebaya terlihat ketika siswa melaksanakan turnamen yaitu setelah masing-masing anggota kelompok membuat soal dan jawabannya, untuk selanjutnya saling mengajukan pertanyaan dan belajar bersama. Sedangkan untuk memotivasi belajar siswa dalam TGT terdapat unsure reinforcement. Secara sistematis penerapan model TGT meliputi empat langkah yaitu: apersepsi, orientasi, turnamen, dan refleksi.
Penerapan pembelajaran kooperatif model TGT memang sangat penting, karena TGT sebagai bagian dari metode pembelajaran dalam KBK mampu memenuhi syarat-syarat yang harus dipenuhi jika dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar.
Berikut tinjauan dari konsep kompetensi yang disebutkan Gordon (Mulyasa, 2002:38-39):
1. Pengetahuan (knowledge); yaitu kesadaran dalam aspek kognitif, dengan menggunakan TGT pengetahuan siswa mengenai materi pelajaran akan lebih mendalam karena dalam TGT ada unsur tutor sebaya.
2. Pemahaman (understanding); yaitu kedalam kognitif dan afektif yang dimiliki oleh individu. Di samping memahami meteri pelajaran dengan TGT siswa juga dilatih untuk memahami perasaan orang lain.
3. Kemampuan (skill); adalah sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Kompetensi ini dapat dengan mudah diperoleh siswa, karena dalam TGT mengembangkan banyak kompetensi diantaranya membuat pertanyaan dan menjelaskan kepada siswa lain.
4. Nilai (value); adalah suatu standar perilaku yang diyakini dan secara psikologis telah menyatu dalam diri seseorang. Kompetensi ini pada TGT terkandung dalam kejujuran dalam merahasiakan soal masing-masing individu, keterbukaan dalam memberikan penjelasan kepada teman lain dan demokrasinya terlihat ketika berdiskusi untuk menyatukan pendapat yang berbeda.
5. Sikap (attitude); yaitu perasaan (senang-tidak senang, suka-tidak suka) atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang akan datang dari luar. Kompetensi sikap diperoleh siswa karena dalam TGT siswa belajar dengan kelompok masing-masing tanpa ada tekanan dari guru, sehingga siswa merasa senang dan santai.
6. Minat (interest); adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan. Adanya turnamen dalam TGT meningkatkan minat belajar siswa untuk mempelajari materi pelajaran.
Jika ditinjau dari prinsip pendukung pengembangan KBK yang tercantum dalam Depdiknas I-A (2003:25) pembelajaran kooperatif model TGT merupakan metode pembelajaran yang benar-benar efektif dan efisien. Berikut ini analisis penerapan pembalajaran kooperatif model TGT terhadap prinsip pendukung pengembangan KBK.
1. Berpusat pada peserta didik
Dalam TGT peserta didik diposisikan sebagai subjek belajar, artinya yang melaksanakan KBM adalah siswa. KBM dengan TGT ini dilakukan dengan melakukan turnamen yaitu saling menanyakan antar anggota dalam kelompok, sehingga konsep diperoleh berdasarkan hasil diskusi dalam masing-masing kelompok dan guru hanya bertindak sebagai fasilitator.
2. Mengembangkan kreativitas peserta didik
KBM perlu dipilih dan dirancang agar memberikan kesempatan dan kesempatan peserta didik untuk berkreasi secara berkesinambungan guna mengembangkan dan mengoptimalkan kreativitas peserta didik. Pada TGT pengembangan kreativitas ini terwujud dengan pemberian tugas individu siswa untuk membuat pertanyaan sekaligus jawaban secara bebas sesuai dengan kemampuan masing-masing.
3. Menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang
Proses pembelajaran dalam TGT dilaksanakan oleh setiap kelompok sehingga dapat berjalan lebih rileks. Suasana belajar yang menyenangkan sangat doperlukan karena otak tidak akan bekerja secara optimal bila perasaan dalam keadaan tertekan. Selain itu dalam turnamen pada proses pembelajaran TGT setiap siswa bersaing untuk memperoleh nilai yang setinggi-tingginya, sehingga dengan persaingan tersebut siswa akan merasa lebih tertantang untuk menjadi yang terbaik.
4. Mengembangkan beragam kemampuan yang bermuatan nilai
Peserta didik akan belajar secara optimal jika pengalaman belajar yang disajikan dapat mengembangkan berbagai kemampuan seperti kemampuan logis matematis, bahasa, musik, kinestetik, dan kemampuan inter ataupun intra personal. Pengembangan kemampuan dalam TGT terbukti dengan adanya tugas membuat pertanyaan, kerjasama untuk saling melengkapi dalam memperoleh konsep yang benar dan adanya kebiasaan untuk berusaha memahami siswa lain.
5. Menyediakan pengalaman belajar yang beragam
Keragaman pengalaman belajar menuntut keragaman penyediaan sumber belajar, keragaman cara penilaian, keragaman tempat belajar, keragaman waktu, dan keragaman organisasi kelas. Pengalaman belajar juga menyediakan proporsi yang seimbang antara pemberian informasi dan penyajian terapannya. Metode TGT memberikan pengalaman yang sangat beragam pula diantaranya cara memberikan penjelasan kepada orang lain, melakukan penilaian dan cara bekerjasama dalam suatu tim. Penyediaan proporsi yang seimbang dalam TGT terbukti adanya perlengkapan konsep oleh guru yang memerlukan adanya tambahan media atau bahan amatan, seperti: charta, model atau bahan asli.
6. Belajar melalui berbuat
Melalui TGT siswa belajar berbuat untuk memperoleh konsep dengan bekerjasama dalam setiap kelompok. Hasil belajar akan meningkat bila kegiatan pembelajaran dalam TGT dikondisiskan sedemikian rupa supaya peserta didik melakukan kegiatan praktis, seperti penggunaan telinga untuk mendengarkan penjelasan teman.
Daftar Pustaka Klik DI SINI Demikian artikel singkat tentang pembelajaran kooperatif model TGT ini. semoga memberi pengertian kepada para pembaca sekalian tentang pembelajaran kooperatif model TGT. Apabila pembaca merasa memerlukan referensi tambahan untuk makalah pendidikan atau penelitian pendidikan anda, mohon kritik dan sarannya melalui komentar.
Belum ada tanggapan untuk "Makalah Pendidikan: Pentingnya Pembelajaran Kooperatif Model TGT"
Posting Komentar