Konsep Susu Formula
2.1.1 Pengertian
Susu adalah cairan yang dihasilkan oleh kelenjar (mammae) baik dari binatang maupun seorang ibu. Menurut Roesli (2004), susu formula adalah cairan yang berisi zat yang mati didalamnya,tidak ada sel yang hidup seperti sel darah putih, zat pembunuh bakteri, antibodi, serta tidak mengandung enzim maupun hormon yang mengandung faktor pertumbuhan. Raspy (2007) juga berpendapat bahwa susu formula adalah cairan atau bubuk dengan formula tertentu yang diberikan pada bayi dan anak-anak yang berfungsi sebagai pengganti ASI.
2.1.2 Jenis-jenis susu formula
Di Indonesia telah beredar berbagai macam susu formula dengan berbagai merk dagang. Kurniasih (2008) membagi susu formula menjadi dua, yaitu :
1. Susu formula menurut bahan dasar
Susu formula ini dapat dibedakan menjadi :
a. Susu formula berbahan dasar sapi
Umumnya susu formula untuk bayi yang beredar di pasaran berasal dari susu sapi. Susu sapi adalah salah satu susu pilihan untuk bayi yang tidak memiliki riwayat alergi dalam keluarga.
b. Susu formula berbahan dasar soya atau kedelai
Susu yang berasal dari sari kedelai ini diperuntukkan bagi bayi yang memiliki alergi terhadap protein susu sapi tetapi tidak alergi terhadap protein soya. Fungsinya sama dengan susu sapi yang protein susunya telah terhidrolisis dengan sempurna sehingga dapat digunakan sebagai pencegahan alergi tersier.
c. Susu formula hidrolisa atau elemental
Susu formula jenis ini kandungan lemaknya sudah diperkecil. Selain itu kandungan protein kaseinnya sudah dipecah menjadi asam amino.
Biasanya pada kemasan tertuliskan HA atau hipoalergenic.
d. Susu formula khusus
Susu formula khusus ini disediaka bagi bayi yang memiliki problem dengan saluran pencernaannya. Pemberian susu formula khusus ini biasanya atas pengawasan dan petunjuk dokter.
e. Susu formula rendah laktosa
Susu formula rendah laktosa adalah susu sapi yang bebas dari kandungan laktosa (low lactose atau free lactose). Sebagai penggantinya, susu formula jenis ini akan menambahkan kandungan gula jagung. Susu ini cocok untuk bayi yang tidak mampu mencerna laktosa (intoleransi laktosa) karena gula darahnya tidak memilii enzim untuk mengolah laktosa.
2. Susu formula menurut usia bayi
Menurut Kurniasih (2008), susu formula ini dibagi sebagai berikut:
a. Susu formula adaptasi
Susu formula ini khusus untuk bayi usia dibawah 6 bulan dan disarankan mempunyai kandungan sebagai berikut:
1. Lemak, kadar lemak yang terkandung antara 2,7-41g setiap 100ml atau, dari jumlah ini 3-6% kandungan energinya harus terdiri dari asam linoleik.
2. Protein, kadarnya berkisar antara 1,2-1,9g/100ml dan komposisi asam aminonya harus identik dengan protein dalam ASI.
3. Karbohidrat, kandungannya antara 5,4-8,2g/100ml dan dianjurkan terdiri atas laktosa dan glukosa.
4. Mineral, terdiri dari Na, K, Ca, P, Mg, dan Cl dengan komposisi sekitar 0,25-0,34g/100ml.
5. Vitamin, harus ditambahkan pada pembuatan susu formula.
6. Energi, harus disesuaikan dengan ASI yang jumlahnya sekitar 72 Kkal
b. Susu formula awal lengkap
Susu ini memiliki susunan gizi yang lengkap untuk BBL sampai usia 6 bulan. Walaupun demikian, susu ini sedikit berbeda dengan dari formula adptasi. Susu formula ini mempunyai kadar protein tinggi, tidak disesuaikan dengan kandungan dalam ASI dan juga kandungan mineralnya lebih tinggi. Keuntungan susu formula ini adalah harganya yang jauh lebih murah daripada susu formula adaptasi.
c. Formula lanjutan
Susu formula ini khusus untuk bayi usia 6 bulan lebih karena mengandung protein yang lebih tinggi dari susu adaptasi maupun awal lengkap. Kadar mineral, karbohidrat, lemak dan energinya juga lebih tinggi karena untuk mengimbangi kebutuhan tumbuh kembang anak.
Berikut ini adalah tabel ringkasan perbedaan antara ASI, susu sapi dan susu formula:
Tabel 2.1 Ringkasan Perbedaan antara ASI, susu sapi dan susu formula
Porperti | ASI | Susu Sapi | Susu formula |
Kontaminasi bakteri | Tidak ada | Mungkin ada | Mungkin ada bila dicampurkan |
Faktor anti infeksi | Ada | Tidak ada | Tidak ada |
Faktor pertumbuhan | Ada | Tidak ada | Tidak ada |
Protein | Jumlah sesuai dan mudah dicerna Kasein : Whey (40:60) Whey: alfa | Terlalu banyak dan sukar dicerna Kasein : Whey (80:20) Whey: Betalaktoglobulin | Sebagian diperbaiki. Disesuaikan dengan ASI |
Lemak | Cukup mengandung asam lemak esensial (ALE), DHA dan AA Mengandung Lipase | Kurang ALE Tidak ada Lipase | Kurang ALE Tidak ada DHA dan AA Tidak ada Lipase |
Zat Besi | Jumlah kecil tapi mudah dicerna | Jumlah lebih banyak tapi tidak diserap dengan baik | Ditambahkan ekstra tidak diserap dengan baik |
Vitamin | Cukup | Tidak cukup Vit A dan Vit C | Vitamin ditambahkan |
Air | Cukup | Perlu tambahan | Mungkin perlu tambahan |
(sumber: Suradi, R, dan H.K.P. 2007. Bahan Bacaan Manajemen Laktasi, Jakarta: Perinasia).
Keterangan :
Susu formula yang dimaksud dalam tabel adalah susu formula selain yang berbahan dasar susu sapi, terdiri dari susu formula berbahan dasar kedelai dan susu formula hidrolisa.
Belum ada tanggapan untuk "Artikel Kesehatan: Konsep dan Pengertian Susu Formula"
Posting Komentar