Salah satu aspek yang paling penting guna memahami sikap adalah pengungkapan atau pengukuran sikap itu sendiri. Untuk melakukan pengukuran sikap disusun skala sikap yang terdiri butir-butir pernyataan yang harus direaksi oleh individu yang diselidiki sikapnya. Skala merupakan alat perasaan seseorang terhadap obyek psikologi.
Untuk menyusun butir-butir pernyataan pada skala sikap ada dua hal yang harus diingat yaitu bentuk luar pernyataan, dan isi butir pernyataan (Arikunto, 1989). Bentuk luar pernyataan meliputi: a) Bahasa harus jelas, tidak mengandung arti ganda; b) Tidak menggunakan kata-kata yang sukar dipahami; c) Menghindari kalimat negatif ganda; d) Menghindari kata-kata yang berlebihan; e) Ada butir positif dan negatif dengan jumlah yang hampir sama, dan disusun secara acak. Sedangkan isi butir pernyataan meliputi: a) Pengukuran harus tertuju kepada obyek sikap; b) Tidak boleh menanyakan hal yang telah lampau, karena sikap terjadi dalam kurun waktu; c) Bukan hal yang memungkinkan dijawab sama oleh semua/ sebagian responden.
Ada beberapa jenis skala sikap diantaranya sikap model Thurstone, Likert, Semantik Diferensial, Guttman dan skala Inkeles. Menurut hasil penelitian terhadap penggunaan berbagai skala tersebut ternyata skala Likert berkorelasi cukup (0,54) dengan tujuan umum yang dirumuskan oleh sekolah (Arikunto, 1989). Dalam penelitian ini menggunakan skala Likert untuk pengukuran derajat persetujuan siswa terhadap pernyataan-pernyataan sikap terhadap matematika dengan mengacu pernyataan-pernyataan sikap terhadap matematika yang disusun oleh Fraser (1981) yang disebut dengan Test of Science Related Attitude (TOSRA).
Dipublikasikan Oleh:
M. Asrori Ardiansyah, M.Pd
Pendidik di Malang
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Metode Pengukuran Sikap"
Posting Komentar