Oleh: M. Asrori Ardiansyah, M.Pd
Pendidik di Malang
A. Definisi Pembelajaran Kreatif
Berfikir kreatif mengandung proses mental yang dipergunakan dalam bentuk berfikir seperti pengalaman, pengikatan kembali dan ekspresi, sedangkan kreativitas merupakan kegiatan yang mendatangkan hasil yang bersifat:
1). Baru: inovatif, belum ada sebelumnya, segar, menarik, aneh dan mengejutkan.
2). Berguna: lebih enak, praktis, mempermudah, memperlancar, mengembangkan, mendidik memecahkan masalah, mengatasi kesulitan, mendatangkan hasil yang baik.
3). Dapat dimengerti (D. Campbell¸1986:11).
Berfikir kreatif mengandung proses mental, yang dipergunakan juga dalam bentuk berfikir seperti pengalaman, pengingatan kembali dan ekspresi (Mustaqim & Wahab, 1991:95-98).
Hamalik (2001:179) mengatakan bahwa kreatif adalah sebuah pemahaman, sensitivitas dan apresiasi. Sehingga orang yang dikatakan kreatif adalah memiliki kemampuan kapasitas pemahaman, sensitivitas dan apresiasi. Hamalik juga mengatakan berfikir kreatif merupakan berfikir devergen thinking yang memiliki ciri fleksibelitas, originilitas, fluency (keluwesan, keaslian dan kuantitas out put).
Menurut hasil penelitian Torance (1959), Getzels dan Jackson (1962), dan Yamamato (1964) menyimpulkan hasil yang sama tentang hubungan kreativitas, bahwa kolompok siswa yang kreativitasnya tinggi tidak berbeda dengan siswa yang prestasinya tinggi (Utami Munandar, 1998:9).
B. Ciri-Ciri Orang Yang Kreatif
Menurut Campbell (1986:27-34) menyatakan ada beberapa ciri orang kreatif antara lain:
1. Kelincahan mental (berfikir dari segala arah).
2. Kemampuan untuk bermain dengan ide, gagasan konsep, langkah-langkah, lambang-lambang, kata, angka, yang lebih khususnya berhubungan dengan ide-ide, gagasan dan sebagainya.
3. Berfikir dari satu ide, gagasan menyebar kesegala arah, yakni berfikir mencari jawaban dengan mencari jawaban yang berbeda.
4. Fleksibilitas dan konseptual.
5. Kemampuan untuk secara spontan mengganti cara pandang, pendekatan kerja yang tak jalan.
6. Orientalis (berorientasi pada hal positif).
7. Kemampuan untuk mengeluarkan ide, gagasan, pemecahan, cara kerja, yang tidak lazim yang jarang, bahkan mengejutkan.
8. Lebih menyukai kompleksitas dari pada simplisitas.
9. Latar belakang yang merangsang.
10. Kecakapan dalam banyak hal.
Kreatif dapat dirancang untuk memecahkan masalah, ekspresi kreatif, empati, hubungan sosial baik di sekolah maupun lingkungan lain (Mulyasa, 2005:163). Jika demikian diharapkan pembelajaran agama khususnya Aqidah Akhlak dapat menarik dan menyenangkan, memunculkan minat pada setiap siswa sehingga muncul pentingnya belajar Aqidah Akhlak, pada gilirannya akan merubah sikap siswa.
Selain itu orang kreatif selalu ingin tahu, suka mencoba, senang bermain, intuitif. Kreatif tidak harus seorang seniman, ilmuwan, penemu. Semua orang mempunyai kemampuan untuk menjadi pemikir-pemikir yang kreatif dan pemecah masalah. Yang dibutuhkan adalah pikiran yang penuh rasa ingin tahu, kesanggupan untuk mengambil resiko, dan dorongan untuk membuat segalanya. Selain itu orang kreatif menggunakan pengetahuan yang kita semua miliki dengan membuat lompatan yang memungkinkan, mereka memandang segala sesuatu dengan cara yang baru (Deporter & Hernacki, 2005:292).
C. Tahap-Tahap Kreativitas
Adapun tahap-tahap kreatifitas menurut Munandar (1998:34) adalah sebagai berikut:
1. Persiapan
2. Meletakkan dasar, mempelajari latar, seluk beluk dan problematikanya
3. Konsentrasi
4. Inkubasi mengambil waktu, istirahat, waktu santai, melepaskan diri dari kesibukan
5. Iluminasi
6. Tahap mendapatkan ide gagasan, penyelesaian, cara kerja, jawaban baru
7. Verifikasi
8. Menghadapi memecahkan masalah-masalah praktis sehubungan dengan perwujudan ide, gagasan, pemecahan, penyelesaian, cara kerja dan jawaban baru.
D. Prosedur Mengembangkan Kreatifitas
Para siswa dibimbing agar memiliki kemampuan kreatifitas, mampu berfikir kritis dan mampu memecahkan masalah. Oleh karena itu, melalui proses belajar mengajar diupayakan tercapainya tujuan-tujuan tersebut. Guru perlu menyediakan kondisi belajar yang memungkinkan terjadinya penambahan aspek keluwesan, keaslian, dan kuantitas kreatifitas yang dimiliki oleh para siswa.
Adapun prosedur mengembangkan kreatifitas menurut Hamalik (2002:180-182) sebagai berikut
1. Mengklasifikasikan jenis masalah yang akan disajikan kepada siswa.
2. Mengembangkan dan menggunakan keterampilan-keterampilan memecahkan masalah.
3. Memberikan ganjaran/hadiah bagi yang berhasil dalam belajar kreatif.
Sumber: www.kabar-pendidikan.blogspot.com, www.arminaperdana.blogspot.com, www.kmp-malang.com
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Hakikat Pembelajaran Kreatif"
Posting Komentar